\(^-^)/FIRMANSYAH 13100731\(^-^)/

Selasa, 01 Desember 2009

Sejarah

Perang Dunia I dan II

Pesawat pengebom berat B-17 Flying Fortress.

Pesawat pengebom mulai muncul bersama dengan pesawat tempur, yaitu pada awal Perang Dunia I. Pada awalnya hanya berupa pilot yang menjatuhkan bom sederhana dari pesawatnya.

Jerman menggunakan Zeppelin sebagai bomber, karena mereka memliki jarak jangkau dan kapasitas untuk membawa bom dari Jerman ke Inggris. Dengan perkembangan desain pesawat dan peralatan, mereka mulai dibantu oleh pesawat dua-sayap multi-mesin besar untuk pengeboman strategis jarak jauh, khususnya pada malam hari.

Pada saat itu, pesawat pengebom merupakan pesawat tersendiri, dan bentuknya juga sangat berbeda dari pesawat lain. Ini adalah akibat kurangnya kemampuan kekuatan mesin pesawat, yang berarti untuk membawa jumlah bom yang tepat, dibutuhkan pesawat dengan banyak mesin. Hasilnya adalah pesawat yang benar-benar besar, dengan efisiensi yang lumayan baik.

Dengan kekuatan mesin sebagai pembatas utama, dengan ditambah keinginan untuk meningkatkan akurasi, desain bomber cenderung dibuat untuk satu peran saja. Pada awal Perang Dunia II, jenis-jenis pesawat pengebom adalah:

  • Pesawat pengebom terjun
  • Pesawat pengebom ringan, sedang, dan berat
  • Pesawat pengebom torpedo
  • Pesawat pengebom khusus serangan darat jarak dekat

Perang Dingin

Pada awal Perang Dingin, pesawat pengebom adalah cara satu-satunya untuk menjatuhkan senjata nuklir ke musuh, dan digunakan sebagai alat menakut-nakuti. Dengan diciptakannya peluru kendali anti-pesawat, bomber harus mencari cara-cara lain untuk menghindari diserang musuh. Kecepatan tinggi dan ketinggian yang tinggi sekali menjadi cara menghindari serangan musuh. Ketika rudal anti-pesawat mengancam pesawat pengebom yang terbang tinggi, dibuatlah pesawat pengebom kecepatan tinggi yang terbang rendah dibawah deteksi radar.

Menjelang akhir Perang Dingin, pengembangan pesawat pengebom strategis besar mulai menghadapi masalah, khususnya karena harganya yang sangat mahal dan diciptakannya rudal balistik antar-benua, yang dianggap memiliki efek psikologis yang sama, tapi lebih sulit untuk dihancurkan. Program XB-70 Valkyrie Angkatan Udara Amerika Serikat dibatalkan karena alasan-alasan diatas, dan pesawat selanjutnya, B-1 Lancer dan B-2 Spirit baru bisa dioperasikan setelah melalui masalah-masalah dalam pengembangan dan politik. Masalah serupa juga dihadapi Uni Soviet, misalnya, Tupolev Tu-160 hanya diproduksi dalam jumlah yang sedikit sekali, yang mengakibatkan masih dipakainya pesawat 1950-an Tu-16 dan Tupolev Tu-95 sampai abad ke-21.

Era modern

Pada angkatan udara modern, perbedaan antara pesawat pengebom dan pesawat tempur mulai tidak jelas. Banyak pesawat perang yang bentuknya adalah pesawat tempur, ternyata dioptimalkan untuk misi pengeboman, dan tidak memiliki kemampuan tempur udara. Selain itu banyak juga pesawat tempur yang dirancang untuk pertarungan di udara, seperti F-16, malah digunakan sebagai 'truk pengebom'.

Mungkin satu-satunya faktor yang bisa membedakan adalah jarak jangkau: pesawat pengebom dibuat agar bisa terbang jarak jauh memasuki daerah musuh, sedangkan pesawat tempur pengebom dan pesawat tempur serang terbatas pada misi-misi disekitar medan perang. Tapi perbedaan inipun sudah dibuat samar-samar oleh adanya kemampuan untuk mengisi bahan bakar di udara, yang sangat meningkatkan potensi radius operasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar